Ad Code

Responsive Advertisement

My Trip To Sabang

Pulau weh,Sabang 🌊
Sudah beberapa kali Desember aku berniat pergi ke pulau ini yang terletak tak jauh dari kotaku, Banda Aceh. Namun gagal terus dan terus gagal yang membuatku gak berselera lagi merencanakan liburan kesana. Kalo ada terdengar kembali kata-kata ajakan licik itu cepat-cepat aku tolak bahkan sebelum orangnya selesai bicara.

Singkat cerita, selama tahun 2018 ini aku sedang mengikuti program PPG, Pendidikan Profesi Guru, yang membuat aku bertemu dengan teman dari beberapa bagian Indonesia yaitu Padang, Bengkulu, dan Makasar dan bertemu pula dengan orang dari Kampus lain di Banda Aceh sebut saja Serambi dan bertemu pula dengan senior yang 1, 2, bahkan 3 tahun diatas aku.

Alhasil, aku mengenal kak Ria Rizky Rifai (asal Makasar), Nurvita Yanti (asal universitas Serambi), dan Zahrul Kufwadi (senior se-almamater 2 tahun diatas aku), Khairina dan masih banyak lagi tapi merekalah orang yang paling dekat denganku selama program ini berjalan. Sangking dekatnya kami merencanakan liburan bersama dan kemana itu??? Yang pasti negara Eropalah ya...tapi berhubung kami mahasiswa dan mengingat hari libur kami yang sedikit (bahasa lain 'kami masih qismin alias miskin') jadi kami ke Sabang aja guys dan seperti intro aku di awal, begitu my friends mengeluarkan kata-kata ajakan licik itu dengan suara lantang aku langsung ngejawab "AYOK!! AYOK KE SABANG, PLEASE, AKU BUTUH LIBURAN. KU MOHON...SELAMATKAN HIDUPKU YANG KURANG PIKNIK INI TEMAN-TEMAN", maaf guys ternyata aku gak se-cool introku, aku terlalu haus liburan 😜. Dan inilah my trip story to Sabang dengan segala lika-liku permasalahnnya;

Membentuk Grup 

Ya, inilah langkah awal yang aku lakukan untuk membuat sebuah forum untuk bicarain soal perjalanan suci liburan kami, grup yang kami bentuk di whatsapp ini diberi nama 🌻PPG On Vacation🌻 dengan poto iconnya laut Sabang. Dengan beranggota 5 orang didalamnya.

Masalah Bermunculan

Menunjukkan keseriusan kami, H-7 kami mulai memesan penginapan di Bungalow Olala di Iboh sebanyak 2 kamar untuk tanggal 3 Desember dan akupun sudah mengecek hari libur mengajarku dengan berharap penuh semuanya tidak hanya rencana. Tapi ternyata 2 anggota kami menarik niatnya untuk pergi dengan alasan internal yang tidak mungkin aku ceritakan disini hehehe dan ditambah lagi dengan keberatannya the one and only boy, bg Z, di grup kami yang mendadak mendapat jadwal ngajar dihari keberangkatan itu. Dengan jurus ngambekku yang luar biasa didukung kak Ria dan sikit marah-marahan rasanya bangga gitu bisa marahin senior sendiri 😂. Akhirnya dia merelakan jadwalnya yang padahal bisa kasih dia 350.000 dalam satu hari. Rasanya pengen bilang makasih sambil nangis terisak-isak gitu di depan dia tapi apalah daya tiap ketemu bg Z bawaannya kalo ga ketawa,, ya marah-marah.

Sabang, I am coming...

Ya Tuhan, bertahun sudah ku pengen ke sabang. Akhirnya terwujud juga..........
Dengan membayar 25.000 - untuk tiket satu penumpang  dan 29.500 - untuk tiket kendaraan sepeda motor untuk dibawa dengan kapal lambat. Aku dan 2 temanku pun berangkat ke Sabang 
On the top kapal lambat, tenang gak selambat jalannya cinta kita kok
 Bungalow Olala, Iboih

Berangkat pukul 10 dari Banda Aceh, kami tiba di pelabuhan Balohan, Sabang, sekitar pukul 12 siang dengan cuaca yang sejuk-sejuk manja membuat kami sangat menikmati perjalanan darat kami dengan sepeda motor menuju ke penginapan di Iboih. Aku merasa sangat beruntung Sabang menyambut kami dengan suhu sejuk dan matahari yang bersembunyi selama 3 hari 2 malam kami disana, perjalanan yang lumayan memakan waktu itu tak bisa ku bayangkan apabila Sabang bercuaca panas terik kala itu.

Olala Bungalow, Iboih
Pemandangan dari depan penginapan seharga Rp 200.000/malam
Ada 2 varian lagi 164.000/malam & 300.000/malam. Makin dekat laut semakin mahal
Walau dikamar ada bed yang nyaman
tapi aku nyaman banget berbaring disini sambil nikmati pemandangan laut Sabang


Kilometer 0

Setelah beristirahat sejenak di penginapan dengan noraknya, ternyata kami masih punya waktu sore yang panjang sehingga kami memustuskan untuk menikmati pemandangan matahari tenggelam ditelan laut Andaman di Kilometer 0 yang jaraknya tak jauh dari penginapan.

tugu kilometer 0, yuk mari kita naik...

BTW, dibawah itu ada tulisan 0 kilometer dan aku lupa buat poto disitu hiks,berasa gak sah ke Sabang
Itu bg Z ama kak Ria yang susah sangat diajak poto bareng.
Jadi aku asik pemotretan sendiri dengan bantuan timer 😢 sambil melihat sunset

hasil pemotretan dengan timer 10 detik 😢
Oiya, selain tugu 0 kilometer ada yang lebih menarik lagi sih menurut aku, gatau disebut apa aku bilangnya jembatan kuning....sekuning cardi aku, kesel banget kompakan sama besi jembatan 😢


Jembatannya panjang banget dan masih direnov juga pasti bakal lebih bagus lagi ni geng
Setelah matahari mulai mau menghilang total dan biar ala-ala cerita Cinderlela, kamipun bergegas mau kembali ke penginapan sebelum semua sihir dari ibu peri menghilang tapi kak Ria ngajak shalat dulu di mushala dekat situ tapi bang Z tetap ajak pulang dan aku gatau harus ikut yang mana, toh aku mencintai keduanya. yaelah gue gak ngerti Sabang geng, ikut suara terbanyak aja but karena 1:1 berantamlah mereka disitu sekitar 2 1/2 jam gitu dengan berakhir pulang juga. Seharusnya memang pulang sih geng, soalnya ga ada lampu penerang sejauh perjalanan balik bahkan kami sempat ketemu babi hutan gitu di jalan, serem.

Snorkling

Ini tu best partnya liburan ke Sabang menurutku. Sabang tu lautnya jernih banget....aku gak ngerti kenapa bisa sejernih itu bahkan ni ya...pikiran aku aja gak sejernih itu. Ditambah lagi air lautnya yang tenang, jujur aja aku takut banget ama air laut karena kan sering ya ada orang cuma mandi di pinggiran aja terus datang ombak eh tiba-tiba orangnya hilang dan kemudian ketemu lagi dalam keadaan tak bernyawa, nauzubillah. Tapi beda dengan Sabang yang membuat aku merasa aman banget buat lakuin snorkling walau lepas baju pelampung sekalipun. Dengan tawaran sepaket baju pelampung untuk 3 orang, kapal buat nyebrang ke Rubiah + pemandu ganteng nan baik hati (cek ignya @putraabeach| wa: 085260650825) dengan total harga Rp 500.000, we are ready for snorkling. Oiya, sempat kesal sih pas mau snorkling, kapalnya lama banget nyampe. Untuk kali ini aku merasa ada faedah dikit jadi orang ga sabar, ga kayak 2 temen aku yang setia menunggu datangnya kapal buat nyebrang. Pas aku komplain ternyata tu orang kapal belum pun ditelpon dan mereka saling nyalahin gitu ampe akhirnya aku buat kesepakatan 15 menit ga hadir maka refund ya...dan lalu langsung deh ditelpon terus tak lama kemudian tu kapal nyampe, kesel bangetkan.. Oke, ni poto-poto kami pas snorkling.


beciap-ciap duyuuu..
Kak Ria yang paling takut merasa bakal hilang napas pas snorkling
Aku terobsesi banget pakek merah biar fotonya bagus hehehe
Yang paling jago, envy banget ama hasil poto-poto dia yang bagus-bagus semua
Akhirnya poto betiga ya Allah 😭
Sejauh snorkling, aku merasa ada yang kurang. Nemo...aku belum ngeliat nemo. Jadi aku bilang ama bang Putra, pemandu, kalo aku mau liat nemo but ternyata kami harus segera balik karena harus check out, solusipun muncul dari bang Putra buat nelpon pihak penginapan buat keluarin barang-barang kami. Eh, ternyata kuncinya kami bawa dan mereka gak punya serapnya. Alhasil kami kenak cas 50/kamar dengan batas get out jam 4.00 p.m. It's oke, we have prepared one million for this vacation padahal gak semahal itu lho geng, jangan takut deh ke Sabang, banyak alternatif untuk berbagai budget.
coba cari nemonya dimana, tak ku sangka nemo sekecil itu and where is kak Ria? 
Dia parno luar biasa ama air laut

Thanks for guiding us, mr.Putra.

Gua Sarang


Bermodal GPS, karena yang diharap tau jalan (baca: b'Z) sudah banyak lupanya, kami menuju ke Gua Sarang. Ada apa disana????

It's Gua Sarang

Ekspektasi dipotonya pas lagi diatas biar macem melayang
tapi manusia hanya sebaik-baiknya pembuat rencana. 
Hijrah ke Kota

Jujur aja aku masih pengen bermalam di Iboih aja apalagi dah kenak cas gini ehehe tapi 2 temenku bilang kita nikmati suasana lain di bagian Kota Sabangnya, seru juga sih. Kelarkan urusan check out, kami bergerak menuju kota. Di parkiran, kami bertemu bang putra pemandu dan kamipun menanyakan penginapan yang affordable di kota. PUM losmen dan hotel Citra menjadi 2 saran dari bang Putra untuk kami pilih. Aku memilih losmen aja, toh cuman buat tidur doang pun. Tepat banget sih pilihan ini, Losmen PUM itu letaknya emang bener-bener tengah kota, jadi gampang untuk nyarik makan, mesjid dan dekat mau kemana-mana. Selain itu pula, kamarnya yang murah tapi gak dilengkapi kamar mandi per kamar sih, tapi syukur kami datang disaat yang sangat tepat jadi gak ada yang namanya ngantri-ngantri kamar mandi bahkan di paginya aku sempat luluran berjam-jam tanpa ada yang ngetuk pintu suruh buruan, ah surga banget. Dan harganya itu hanya berkisar dari 110.000/ malam - 220.000/malam ditambah airnya yang super bersih. Tapi aku gak rekom buat yang bawa mobil karena ga ada tempat parkirnya.



Kami pesan kamar yang seharga 120.000/malam, not bad kn?
Pemandangan dari jendela kamar 
Kami tiba di PUM 10 menit sebelum azan magrib karenanya kami  berencana keluar setelah shalat tapi sayangnya kak Ria kurang sehat jadi bakalan makan malam aja terus dia bakal stay di penginapan dan aku serta bang Z bakal jalan-jalan menikmati indahnya kota Sabang di malam hari. Mengingat aku dan kak Ria yang bisa-bisanya lupa bawa telkum, jadi kami mampir dulu ke mesjid untuk menjalankan shalat insya sebelum pisah kemudian. Tapi ternyata aku meninggalkan HP ku di sebuah toko oleh-oleh yang kami datangi sebelumnya dan malam itupun hanya dihabiskan untuk mencari HP yang akhirnya ditemukan ama bang Z, maaci abang 😭

Kembali ke Balohan


Malam itu, lewat telpon bang Z memintaku melihat keluar jendela untuk mendeteksi keberadaan bintang di langit, aku hanya melihat satu bintang. Ku mempersiapkan diri mendengar gombalannya "berarti kita besok ke pelabuhan aja trus,karena kalo langit ga ada bintang berarti besok hujan". What? aku coba cerna lagi kata-katanya dan kayaknya emang gak ada manis-manisnya 
😭 hanya sebuah ramalan cuaca yang benar adanya. Hujan lebat tak berkesudahan terus terjadi di hari terakhir kami di kota Sabang. Gak banyak rencana, kami hanya jalan balik menuju balohan untuk menuju Banda tapi lewat jalan yang berbeda, berkelok-kelok dan menyeramkan yang cukup menguji adrenalin. Dan di perjalanan pula kami sempat mampir di dua spot;


Puncak GT
Di dalam Benteng Jepang


Recommended buat film horor

Hari itu kami berniat pulang dengan kapal kedua yang kata bang Z berangkat jam 12.00 p.m karena doi ada jadwal ngajar siangnya. Tapi sampai di pelabuhan ternyata kapalnya baru aja berangkat wkwkwk. Dengan hati riang nan gembira, kami memandangi bang Z, mencoba menemukan wajah kecewanya. Rasanya senang tak terhingga menyaksikan bang Z gagal mengajar wkwkwk. Ampun bang...😂 Alhasil kami harus duduk manis di mesjid sampai pukul 2 menanti kapal berikutnya.

Balik Lagi ke Sabang

Bukan  karena ada barang yang tertinggal ataupun cinta yang belum terbalas tapi sepulang kami dari Sabang, pihak PPG mengabarkan bahwa akan dilangsungkannya eduwisata ke Sabang. Balik lagi ke Sabang? Hanya orang yang ga ada kerja yang mau ke Sabang lagi setelah baru kemarin ke Sabang tapi hanya orang aneh yang gamau ikutan liburan 0 rupiah. Alhasil aku pergi lagi ke Sabang, aku yakin akan ada yang berbeda karena mereka semua yang ku sayang seperti kak yanti, riri, dan teman kamarku putri akan ikut.

Berbeda memang, tidak seperti kami yang memakai paket hemat selama liburan ke Sabang. Kepergian eduwisata ini kami berangkat dengan kapal cepat yang berharga tiket 80.000/orang, bepergian dengan mobil kemana-mana dan menginap dengan kamar yang dilengkapi AC dan televisi apalagi makanannya, super yummy. Tapi aku tidak banyak mengabadikan moment, ya...aku sedikit merusak suasana di hari pertama bahkan aku tak turun sama sekali dari mobil dan bergabung dengan teman-teman PPGku. Hari itu aku sakit perut yang membuatku terkulai lemas tak berdaya di mobil bahkan aku sempat minta diantarkan di penginapan saja karena tidak sanggup menahan sakit yang melebihi sakit hati bahkan sakit gigi. Tapi syukurlah berkat obat mujarab dari kak yanti yang dibeli di market, aku sembuh dan bisa ikutan seru-seruan pas di Iboih bahkan aku jadi finalis Sabang next top model, aish 😝!



5 besar finalis Sabang next top model
Penginapan adalah hal yang paling membuatku penasaran sejak siang aku sakit perut tadi, aku pengen banget cepat-cepat ke penginapan karena dari hasil searching kami, penginapan The Point yang menjadi tempatnya itu berlokasi di di dekat penginapan Freddis dan Casanemo yang dengar-dengar dan disebut-sebut penginapan bagus. Dan lagi-lagi aku lupa abadiin huhuhu


Nama tempat penginapan kitah

Malamnya diagendakan kami akan pergi ke Sabang Fair, aku dan teman-teman bersiap-siap dan tak sabar menuju kesana. Berjalan bersama menuju ke tempat makan hotel, aku yang tidak begitu menikmati hidangan makan malamnya, hanya makan sedikit saja mengingat akan makan lagi sate gurita di Sabang Fair nanti. Tapi sangat-sangat mengecewakan ternyata agenda itu dibatalkan, kami diminta menghabiskan malam dengan karokean saja di penginapan itu. Kecewa berat dengan hal itu, aku dan teman baikku yang tidak ada harapan untuk karokean dikarenakan suara yang ala kadar memilih berputar-putar di penginapan sambil berpikir gimana kalo kita pesan Grab dan jalan ke kota, celetuk salah satu diantara kami yang gak tau kalo Sabang gak ada Grab cintaaah. Tiba-tiba ditengah kekecewaan kami, terlihat 2 pria tampan asal New york dan Korea, bang Teok dan bang Rezki yang mengajak nongki di Casanemo. Sedikit ragu bakal diizinkan untuk masuk but we never try we never know. Ya bolehlah...toh selama duduk di cafenya kami mau membayar pesanan kami, apapulak gak boleh. Alhamdulillah malam itupun tak jadi mengecewakan, aku sangat senang duduk disana sambil diiringi live musik yang kece abis but some of my friends don't enjoy it 😊


All of you will be missed by me 😍
akhir kata
thank you PPG Unsyiah untuk liburan 0 rupiahnya hehehe

Post a Comment

9 Comments

  1. Waduh keren kali,, kalah semua video2 akuhh 😥

    ReplyDelete
  2. Nice trip and nice story Zura 😉

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you,seb.and thanks for visiting my blog 😀

      Delete
  3. Real Beauty of mother nature can't be compared with anything. I really need to visit Sabang soon. Thanks to blogger for sharing those beautiful pictures. Waiting to see your next tour blog. Good luck....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank Debi. I hope we can visit Sabang together one day😁

      Delete

Close Menu